Tuesday 26 February 2013

apakah kamu masih yang dulu?

sepulang ku dari weekend, aku tergegas untuk bersekolah.yang aku harapkan setiap aku memasuki gerbong kelasku, aku berharap dia menyapaku dengan senyum lebarnya yang sangat menawan. tapi kali ini, aku yang pertama menatap pria itu. yang biasanya pria itu menatapku lebih dulu untuk memperhatikan tingkahku disetiap harinya. aku menatapnya ada yang salah di dirinya. entah apa itu, aku merasa ada sesuatu yang salah diantara kita. dia pria yang sungguh berbeda. bukan lagi pria yang aku kenal. aku kehilangan cara untuk menanggapi segala tindakannya.

akupun sangat mengerti, seseorang dimasaku ini sangat labil. masih panjang jalan kita untuk mencapai impian kita. maka dari itu, untuk mencapainya aku pun juga sangat mengerti semua ini bakalan butuh perbedaan dan proses. tapi perbedaan yang dilakukkan pria itu sangan menyiksaku. karena perbedaan yang dilakukkan orang itu begitu subyektif. terlebih dengan aku. ini pun sudah 2minggu berlalu aku menghadapi perbedaannya. tapi semakin lama aku tak kuasa menahan semua ini. aku tak mampu lagi menyentuhnya. karena dia sangatlah berbeda. saat waktu ini hatiku terlalu dingin untuk mengawalinya semua terlebih dahulu. karena dihari kemaren kemaren selalu dia yang mengawali semuanya, entah menatap, saling bertukar suara, ataupun itu. ia pun sekarang terlalu mandiri, terlalu jago, terlalu kuat, dan bisa jadi terlalu pintar. tapi dibalik semua perbedaan positifnya, terjadilah hal negatif yang aku alami. aku hanya bisa menerima, menatapnya dari jauh, tapi tetap menyayanginya dan always support dia.

ketika dia menetapakan perbedaannya yang menjadi kebiasaannya, aku masih tak percaya akan itu kamu. karena kamu terlalu absurd untuk kulogiskan, kamu terlalu rumit untuk kujelaskan. kini aku telah kehilangan perhatianmu. kehilangan semangat yang biasa aku dapatkan darimu. aku pun kehilangan sapaan senyum lebar mu. dan mulai itu aku memberanikan diri, aku mencoba menarik semua yang telah berubah itu kembali. tapi mungkin semua ini udah terlanjur lama. aku telat waktu untuk melakukkannya sehingga cara apapun tak bisa meluluhkannya.

dengan keadaan seperti ini, aku tak bisa banyak berbuat. aku tak sanggup. aku berfikir sepertinya aku akan menjadi rusak tanpamu. and actually, semuanya benar. aku tak bisa tanpamu. aku hampir mencoba sesuatu terlarang. tapi kamu dan mereka tak mengizinkannya. tapi aku masih saja bisa nekat. karena kamu belum mengucapkan satu kalimat yang dapat menyakikan aku tentang perbuatan yang aku lakukkan. aku gak tau apa ini jalan terbaik? karna aku ingin meraskan bagaimana rasanya kita melayang diudara tanpa melewati awan. bagaimana merasakan otak fresh tanpa mencangkok otak dengan yang baru. aku ingin melakukkannya. tapi keraguan menyelimuti benakku.

aku salut secepat ini kamu merubah dirimu. jika memang waktu memutar seperti ini, akan kucoba terima. jujur, aku merindukan seluruh perhatianmu. seluruh tingkahmu yang selalu membuatku tertawa. dan satu senyum lebar yang selalu kau tebarkan didepanku dengan wajah imutmu. karena, walaupun tak seutuhnya, seperempat hati ini masih untukmu.

-with love-
aku merasa hampir rusak karena dirimu. beri aku satu kalimat yang menyakikanku tak melakukan itu.