Saturday 21 December 2013

tak seharusnya ada aku

Mereka orang tua yang sangat hebat, orang tua yang sangat baik, orang tua yang sangat menajubkan. Mereka pasangan suami istri yang cocok. Mereka layak bahagia bersama keadaan. Mereka layak bahagia karena mempunyai 3 anak putri. 

Ya, aku. Aku anak kedua dari mereka. Aku sosok seorang nakal, berbeda dengan kakak dan adikku. Karena sifatku, aku patut disebut sosok wanita yang menyerupai cowok. Entah dari sisi mana, banyak dariku yang mendekati sisi cowok. 

Aku merasa, mereka sangat membenciku. Membenci kelahiranku. Membenci kedatanganku di dunia. Membenci semuanya tentang aku. 

Saat ini, mereka sudah tak berdua lagi. Saat ini tinggal satu orang tua ku. Dialah Papi. Aku kehilangan mama disaat umurku sangat masih membutuhkannya. Mungkin karena Allah sangat sayang sama mama.

Selalu ku berfikir, setiap kecilku, setiap dewasaku. Aku hidup dipenuhi kebencian dari mereka. Dari sosok kecilku aku tak pernah merasakan kasih sayang yang tulus dari mereka. Waktu itu aku belum mengerti apa apa. Tapi yang aku ketahui waktu itu, aku selalu dihina mereka. Aku selalu disakiti mereka entah dengan apa itu. 

Saat aku telah bisa mengenali sebagian lingkungan, aku berusaha untuk menunjukkan apa yang aku bisa. Aku unggul dalam akademik diantara saudaraku. Aku selalu bertanya "apa ini cukup untuk membuat mereka berubah menyayangiku?" Aku tak mengerti, tapi aku terus melakukannya. 

Dan di saat masa mencari jati diriku, aku masih merasakan yang sama. Aku terus yang selalu tak dianggap. Kita bertiga tinggal masing-masing di tempat yang berbeda. Akulah yang lebih dekat dengan mereka. Tapi aku merasa adanya aku didekat mereka tak menambah sayang mereka untuk aku. Mereka tetap menyayangi saudaraku lainnya.

YaAllah, aku mengerti aku tak pantas menulis ini. Tapi aku bingung dengan siapa aku harus bercerita selain mengungkapkannya llewat tulisan? Aku selalu bercerita disetiap penghujung sholatku. Tapi belum sedikitpun cerita yang Engkau balas. Aku akan bersabar YaAllah. Seburuknya mereka dimataku, seburuknya mereka menganggapku, seburuknya mereka menilaiku. Yakin seyakin-yakinnya di dalam hati yang terdalam ini sangat besar nama mereka terlukiskan. Bukan hanya sekedar bayangan, tapi lukisan nyata sayang di dalam hati ini. Aku menginginkan pelukan dari mereka. Karena tubuh ini belum tersentuh hangatnya pelukan dari mereka. Tubuh ini selalu tersentuh caci, maki, sakit, ulah mereka. 

Mama, Papi. Memang aku tak bisa mengungkapkannya secara langsung. Tapi lihat ketulusan mata ini, kejujuran mata ini ada sejuta rasa sayang yang ingin aku tunjukkan. Aku sungguh dalam menyayangi kalian. Aku tak berharap kalian bisa baik terhadapku. Tapi tolong hangatkan tubuhku untuk sebentar saja. Tolong usaplah sekali saja tangis ini yang selalu menangisi kalian. Aku akan selalu menunggu kalian untuk tulus menerima ku. Aku selalu menunggu kalian untuk tulus menyayangiku dan membimbingku. Walaupun penantian itu lama, aku bakalan terus menyanjungi kalian didepan semua orang. Kalian orang yang terhebat yang pernah aku miliki. Kalian segalanya buat aku.

Aku mencintai kedua orang tuaku :)


No comments:

Post a Comment