Wednesday 28 May 2014

Cinta kita dibatasi "EGO"

kita selalu melewati hari-hari bersama. setiap malam, ku sempatkan beberapa menit sebelum tidur untuk membaca pesan singkatmu. tawa kecil mu, candaan berbentuk tulisan, dan semua itu selalu membuatku tersenyum diam-diam. setiap malam aku selalu berdoa "semoga mata ini masih dapat melihatmu di esok hari" dan itu sering serta wajib sebelum tidurku. perasaan kita sejujurnya sangat dalam. tapi kita lebih memilih untuk memendam.

jatuh cinta itu butuh proses yang cukup panjang, itu proses yang seharusnya aku lewati secara alamiah. tapi proses itu tak terjadi padaku. aku rasa aku mencintaimu seperti "love at the first sight". aku tahu suatu saat nanti kita bisa berada di status yang lebih spesial. ketika kamu hadir, kamu mulai mengisi kekosongan hatiku. raut wajah yang aku rindukan di diriku yang selalu tersenyum pun itu datang. semuanya terasa bahagia ketika kamu menyapaku lebih dulu. semua begitu bahagia . . . 

ku gantungkan harapanku padamu. ku berikan sepenuhnya perhatianku untukmu. walaupun perhatian itu mungkin bukan dari diriku langsung tapi dalam bentuk simbol bahwa perhatian itu dari aku. aku takut jika aku yang memulai. aku mempunyai ego yang tinggi. waktu paling bahagia saat kita saling berdua semua terasa lengkap. terasa sedih jika kita ditempat yang berbeda terpisah jauh. kamu selalu disini, tapi getaran itu seakan tak akan pernah terwujud. kita selalu bersama tapi tak pernah bisa bersatu.

dan ternyata saat aku udah dalam mengenalmu. semua ini belum sama sekali ada yang terwujud. disaat kita bersama memang terasa lengkap. didekatmu semua bagai pelangi. tapi apa daya saling sentuh pun kita tak berdaya. kamu gak pernah mengenal istilah "pertama". selama ini aku yang selalu memulainya. aku selalu mengalah. aku rela mengalahkan egoku sekali-kali.

sungguh kita berdua sadar ingin bersama. tapi kita gatau harus berbuat apa. banyak moment yang seharusnya indah tapi tak bisa terwujud karna kita terlalu mencintai ego kita. kita sama sama memiliki ego yang tinggi. disaat kita berdua, aku dan kamu gak pernah bergumam mesra. tapi mungkin batin kita yang bergumam mesra. batin yang berharap kamu yang selalu memunculkan obrolan pertama. saat batin tak bergumam pun kita mati bagai tak berjiwa. cuma bisa saling menatap. tak bisa saling bicara. rasanya mulut ini terkunci oleh ego dalam diri kita.

tak terasa kita telah berjalan lama. sampai saat ini pun kita masih bersama tanpa bercengkarama. tanpa ada hal yang spesial. semuanya seperti hambar. ga ada kejelasan tentang hubungan kita. tapi kita sangat sadar ingin bersama. kita selalu mencoba dan melakukan moment yang terindah. entah sampai kapan cinta kita dibatasi ego. cinta memang banyak bentuknya. mungkin tak semua bisa bersatu.


kita tak bisa. tentu saja.
 jika ego masih tertanam.

No comments:

Post a Comment